Arsip

Archive for the ‘HEALTH’ Category

17 Manfaat Masturbasi Bagi Kesehatan

13 April 2012 4 komentar

Meskipun masturbasi sering dianggap sebagai perbuatan dosa dalam beberapa kitab suci dan juga dianggap tabu dalam beberapa tradisi dalam masyarakat, penelitian menyebutkan bahwa kegiatan masturbasi atau onani adalah aktifitas seksual yang umum dilakukan pria dan wanita

Penelitian mencatat setidaknya ada 94% pria dan 89% wanita yang melakukan aktifitas masturbasi, setidaknya sekali dalam kehidupan mereka.

Apa Itu Masturbasi?

Masturbasi atau sering juga disebut onani adalah aktifitas seksual yang dilakukan secara manual ataupun menggunakan alat dengan tujuan meraih orgasme. Masturbasi dilakukan dengan memadukan stimulasi mental seperti khayalan erotis dengan stimulasi fisik (merangsang penis secara langsung). Selama proses masturbasi, tidak terjadi hubungan seksual penetration.

Mitos Tentang Masturbasi

Masturbasi sering dipersepsikan secara salah oleh masyarakat. Dahulu masturbasi dianggap sebagai dosa, sekarang banyak mitos yang salah seputar aktifitas ini.

Beberapa mitos yang sering kita dengar perihal bahaya onani diantaranya adalah akan menyebabkan kebutaan, pertumbuhan tubuh yang terhambat, menyebabkan kegilaan, penurunan fungsi tubuh, dianggap penyimpangan seksual, fungsi seksual berkurang dan menyebabkan gangguan neurotik.

Mitos yang paling kuat dan bertahan lama sampai sekarang adalah yang menyebutkan bahwa wanita tidak melakukan masturbasi. Kenyataannya, penelitian menyebutkan bahwa wanita-wanita yang melakukan masturbasi justru memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada Baca selengkapnya…

Kategori:HEALTH, News

Akibat Buruk Kebiasaan Sering Masturbasi (Onani)

9 April 2012 15 komentar

 Bagi cowok yang mendekati masa dewasa, melakukan onani adalah hal yang wajar, 🙂 karena biasanya efek dari matangnya hormon seks. Namun kalau berlebihan, ada efek yang fatal sekali bisa menjadi risiko. Yang namanya berlebihan pasti tidak akan baik. Termasuk pada kebiasaan melakukan onani/masturbasi. Apa saja akibat paling buruk dari onani? simak saja terus artikel ini, namun kalau mau bilang akibat paling extrem dari onani, mungkin adalah mati gara-gara onani/masturbasi.

Perlu diketahui bahwa ada pria yang kecanduan onani sampai jadi gelisah jika sehari saja tidak melakukannya. Tidak ada batasan yang pasti tentang seberapa sering pria boleh masturbasi. Meski dipengaruhi banyak faktor termasuk usia, ada beberapa pendapat yang menyebut frekuensi ideal untuk ejakulasi adalah 2-3 kali seminggu baik melalui masturbasi maupun hubungan seks yang sesungguhnya.

Informasi ini dikutip dari AskMen, masturbasi yang terlalu sering, ternyata bisa memicu aktivitas berlebih pada saraf parasimpatik. Dampaknya adalah produksi hormon-hormon dan senyawa kimia seks meningkat teramasuk asetilkolin, dopamin dan serotonin. Ketidakseimbangan kimiawi yang terjadi akibat hobi masturbasi yang terlalu sering bisa memicu berbagai macam Baca selengkapnya…

Terlalu Sering Masturbasi Bisa Bikin Sperma Encer

9 April 2012 10 komentar

sperma encer

Secara medis, masturbasi dianggap cara paling sehat untuk dapat menyalurkan dorongan seksual seorang pria yang belum memiliki pasangan resmi. Namun banyak pria yang percaya bahwa terlalu sering masturbasi bisa menyebabkan sperma encer. Benarkah demikian?

“Tidak ada kaitan antara masturbasi dan sperma encer. Secara kasat mata sperma encer tidak bisa jadi petunjuk jumlah spermatozoa (sel jantan), yang diperlukan untuk membuahi sel betina (ovum) agar terjadi kehamilan,” jelas Dr. Andri Wanananda MS, seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta.

Menurut Dr Andri, pada dasarnya sperma encer tidak dapat ditentukan secara kasat mata. Harus dipastikan dengan analisa laboratorium untuk menentukan:

1. Densitasnya (lebih dari 20.000/ml)
2. Motilitasnya (lebih dari 50 persen sel jantan masih gerak dalam 4 jam)
3. Sel jantan abnormal harus kurang dari 40 persen dan voluma cairan sperma lebih dari 2 ml tiap ejakulasi.

“Faktor-faktor tersebut adalah Baca selengkapnya…

Kategori:HEALTH, News

9 Penyakit Akibat Kemajuan Teknologi

11 Februari 2012 2 komentar

Teknologi memang menawarkan kemudahan dalam beraktifitas. Namun kemudahan itu tidak serta merta tanpa akibat. Penelitian telah menemukan ada beberapa gangguan kesehatan akibat penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari mulai dari depresi Facebook hingga narsisme.

Kesepuluh gangguan penyakit akibat kemajuan teknologi itu seperti dilansir DailyRecord, antara lain:

1. Hipersensitivitas Gelombang Elektromagnet dari Wifi hingga Sinyal Telepon

Dari wi-fi hingga sinyal telepon seluler, orang dikelilingi oleh komunikasi nirkabel. Dan bagi sebagian orang, paparan medan elektromagnetik dapat membuat sakit. Gejalanya berkisar dari sakit kepala akut dan kulit terbakar hingga otot-berkedut dan nyeri parah.

Diperkirakan 5 persen warga Amerika percaya bahwa mereka menderita kondisi ini dan beberapa di antaranya telah pindah jauh ke daerah di mana komunikasi nirkabel dapat dikonrtol dengan ketat dikontrol untuk menghindari masalah.

2. Depresi Facebook Baca selengkapnya…

Mengalami Sulit Tidur? Ponsel dan Notebook Mungkin Penyebabnya

11 Januari 2012 4 komentar

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON–Tak bisa lepas dari ponsel atau notebook Anda, bahkan hingga sampai di tempat tidur? Sebaiknya Anda mulai mengurangi kebiasaan tersebut. Tren iPad dan notebook serta gadget lain diam-diam menghadirkan efek yang tak terduga.

Studi Northwestern University mengungkap peralatan teknologi kerap mengeluarkan cahaya terang yang diyakini mempengaruhi otak untuk tetap terjaga sekaligus mengganggu pola tidur penggunannya.Para ahli menyarankan untuk mematikan gadget minimal dua jam sebelum tidur.

Pemimpin riset, Phylllis Zee dari Northwestern, Chicago menyatakan dominasi cahaya biru terang yang pancarkan gadget akan memanipulasi otak untuk berpikir bahwa hari masih siang. Hal itu membuat pengguna terbangun dan meningkatkan resiko sulit tidur atau insomnia.

“Jika Anda menggunakan gagdet tersebut menjelang waktu tidur, cahaya biru yang terpancar akan merangsang otak agar terjaga dan menunda waktu tidur,” tukas Zee seperti dikutip dari Dailymail, Senin (17/5). Baca selengkapnya…

Kategori:februl defila, HEALTH

Agar Mata tak Sukar Terpejam


REPUBLIKA.CO.ID, Sulit tidur? Boleh jadi Anda mengalami insomnia. Berbagai faktor memang dapat memicu kehadiran insomnia atau gangguan tidur itu. Kelainan psikiatri juga bisa menjadi penyebabnya.

Menurut Nurmiati Amir dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang ditemui beberapa waktu lalu, insomnia merupakan persepsi atau keluhan kekurangan tidur yang diakibatkan satu atau lebih faktor pencetus. ”Bisa karena sulit tidur, terjaga dari tidur berulang kali dengan kesulitan untuk tidur kembali, terjaga dari tidur terlampau cepat, atau tidur yang tak nyaman.”

Untuk menghindari gejala insomnia, Nurmiati memberikan sejumlah tips singkat. Berikut di antaranya: Baca selengkapnya…

Kategori:HEALTH

HUBUNGAN PENERIMAAN DIRI TERHADAP PERUBAHAN FISIK DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE

26 Desember 2011 3 komentar

  1. Menopause
  1. Pengertian menopause

Salah satu tanda ketuaan yang ditakuti para wanita adalah menopause. Sebagian besar wanita menganggap bahwa menopause adalah suatu yang mengkhawatirkan dan menakutkan, meskipun hal tersebut merupakan hal yang alami. Hal ini berarti bahwa dalam perkembangannya wanita tidak mungkin lepas dari menopause karena menopause merupakan peristiwa yang pasti akan dialami oleh setiap wanita dan tidak bisa ditolak. Dimana akan memunculkan perubahanperubahan fisik yang menyebabkan permasalahan psikologis. Perubahan fisik tersebut antara lain hambatan fungsi ingatan, mudah marah, cemas dan mudah tersinggung (Bromwich, 1992).

Menurut arti katanya, menopause berasal dari kata “men” berarti bulan, “pause, pausis, paudo” yang berasal dari bahasa yunani yang berarti periode atau tanda berhenti, sehingga menopause diartikan sebagai berhentinya secara definitif menstruasi. Menopause secara teknis menunjukkan berhentinya menstruasi, yang dihubungkan dengan berakhirnya fungsi ovarium secara gradual, yang disebut klimakterium (Kartono, 1992)

Sutanto (2005) mendefinisikan menopause sebagai proses alami dalam penuaan, yaitu ketika wanita tidak mendapatkan haid lagi selama 1 tahun. Penyebab berhentinya haid karena ovarium tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan progesteron, dan rata-rata terjadi menopause pada usia 50 tahun.

Gebbie (2005) mendefinisikan menopause sebagai periode menstruasi spontan yang terakhir pada seorang wanita dan merupakan diagnosa yang ditegakkan secara retrospektif setelah amenorrhea selama 12 bulan. Menopause terjadi pada usia rata-rata 51 tahun.

Shimp dan Smith (2000) mendifinisikan menopause sebagai akhir periode menstruasi, tetapi seorang wanita tidak diperhitungkan post menopause sampai wanita tersebut telah 1 tahun mengalami amenorrhea. Menopause membuat berakhirnya fase reproduksi pada kehidupan wanita.

Hawari (1997), mengatakan bahwa menopause adalah fase dari kehidupan seksual wanita, dimana siklus menstruasi berhenti. Bagi seorang wanita, dengan berhentinya menstruasi ini berarti berhentinya fungsi reproduksi (tidak dapat hamil dan mempunyai anak), namun tidak berarti peranannya dalam melayani suami di bidang kebutuhan seksual berhenti dengan sendirinya. Pada saat menopause, wanita akan mengalami perubahan-perubahan di dalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Usia dari hari ke hari akan terus berjalan dan setiap orang seiring dengan bertambahnya usia tidak akan lepas dari predikat tua. Dengan bertambahnya usia maka gerak-gerik, tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk tubuh mengalami suatu perubahan. Perubahan-perubahan inilah yang membuat wanita khawatir tentang menopause karena beranggapan akan kehilangan daya tarik serta khawatir orang-orang yang dicintainya akan meninggalkannya.

Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan. Kondisi ini juga ditemukan di beberapa spesies lain yang mengalami siklus seperti itu, seperti misalnya monyet rhesus dan sejumlah cetacean

Ketika menopause sudah mendekat, siklus dapat terjadi dalam waktu-waktu yang tidak menentu dan bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa bulan. Pada usia empat puluh tahun, beberapa perubahan hormon yang dikaitkan dengan pra-menopause mulai terjadi. Penelitian telah membuktikan, misalnya, bahwa pada usia empat puluh tahun banyak wanita telah mengalami perubahan-perubahan dalam kepadatan tulang dan pada usia empat puluh empat tahun banyak yang menstruasinya menjadi lebih sedikit atau lebih pendek waktunya dibanding biasanya, atau malah lebih banyak dan/atau lebih lama. Sekitar 80% wanita mulai tidak teratur siklus menstruasinya. Kenyataannya, hanya sekitar 10% wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya. Dalam suatu kajian yang melibatkan lebh dari 2.700 wanita, kebanyakan di antara mereka mengalami transisi pra-menopause yang berlangsung antara dua hingga delapan tahun.

Menopause adalah sesuatu yang normal dan wajar yang dialami oleh setiap wanita dan ditandai akhir dari masa subur. Masa menopause ini merupakan fakta kehidupan yang harus dialami oleh setiap wanita sehingga masa menopause ini pada wanita adalah tahap yang menimbulkan masalah. Hal ini mungkin tidak untuk semua wanita tetapi setidaknya bagi sebagaian besar dari mereka yang sedang memasuki tahap tersebut.

Menopause biasanya diikuti dengan berbagai gejolak atau perubahan baik perubahan fisik maupun psikologis, yang dapat mempengaruhi aspek kehidupan orang dewasa madya tersebut. Adapun beberapa keluhan fisik yang dirasakan atara lain ketidakteraturan siklus haid, gejolak rasa panas pada sekitar dada, leher dan wajah, adanya ketidakelastisan dan kekeringan pada sekitar vagina. Hal ini ditandai dengan adanya rasa pusing, gangguan tidur (insomnia), cepat lelah, berat badan meningkat, kulit kering, rambut rontok, gangguan proses sensoris, pengeroposan tulang (osteoporosis).

  1. Periode terjadinya menopause

Menurut Damayanti (2003), menopause dipacu oleh perubahan hormon dalam tubuh, yang diawali dengan terkelupasnya pelapis rahim (endometrium) bersama dengan sedikit darah, yang dipicu oleh kadar hormon progesteron yang rendah dalam tubuh. Pada waktu yang sama hormon perangsang folikel (FSH= Foilicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone) yang dihasilkan kelenjar hipofise merangsang proses pematangan telur dalam ovarium. Keadaan ini kemudian menghasilkan peningkatan kadar estrogen. Fase ini disebut fase pengelupasan.

Fase pengelupasan akan segera diikuti fase proliferasi dimana kadar estrogen tinggi dan membuat endometrium mengalami penebalan. Akhirnya kadar hormon perangsang folikel dan hormon lutein mencapai puncaknya dan terjadi pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi). Folikel tempat sel telur dilepaskan akan membentuk sebuah kelenjar yang disebut corpus luteum yang menghasilkan progesteron, yang akan membuat kelenjar endometrium mengalami fase sekresi sebagai persiapan bila terjadi perubahan, sehingga siap untuk suatu kehamilan. Jika sel telur tidak dibuahi, kadar estrogen menurun, corpus luteum mengalami degenerasi dan kadar progesteronpun menurun. Wanita dilahirkan dengan sejumlah besar sel telur yang secara bertahap akan habis terpakai. Ovarium tidak mampu membuat sel telur baru, sehingga begitu sel telur yang dimiliki sejak lahir habis, maka ovulasi akan berhenti sama sekali. Jadi terdapat semacam kekurangan hormon yang menyebabkan sebagian besar masalah yang terjadi di sekitar menopause, yang berkembang sesudahnya. Ada tiga macam hormon penting yang diproduksi oleh ovarium, yaitu estrogen, progesteron, dan testosteron, dimana setelah mencapai menopause hormon-hormon ini tidak diproduksi.

Santrock (2002) mengemukakan sejumlah perubahan fisik menandai masa dewasa tengah, beberapa perubahan mulai tampak lebih awal diusia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik / bagian diusia 40 tahun, menurunnya perkembangan fisik menunjukkan bahwa masa dewasa tengah telah datang. Melihat dan mendengar adalah dua perubahan yang paling menyusahkan dan paling tampak dalam masa dewasa tengah. Daya akomodasi mata, kemampuan untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina-mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59 tahun. Khususnya, individu pada usia tengah baya mulai mengalami kesulitan melihat obyek-obyek yang dekat. Mengenai terjadinya menopause, tidak ada batasan umur yang pasti. Sesungguhnya setiap wanita mengalaminya pada umur tertentu, setelah masa kesempurnaan berakhir. Sehubungan dengan itu para ahli memberikan batasan umur pada wanita menopause berbeda-beda antara satu dengan yang lain, karena ditinjau dari sudut yang berbeda pula.

Purwantyastuti (2005) mengatakan bahwa umumnya wanita Indonesia mengalami menopause di usia 45-55 tahun. Hal yang sama juga dikatakan Braam dkk (1981), yang menyatakan bahwa sebagian besar wanita, menopause terjadi pada umur antara 45-55 tahun. Meskipun begitu ada beberapa wanita yang mengalami menstruasi terakhir sebelum umur 45 tahun, tetapi ada pula wanita yang sesudah berumur 57 tahun baru mendapatkan menstruasi terakhir.
Menurut Pakasi (dalam Indarwati, 2000) menopause terjadi ditengah masa klimakterium, yaitu suatu masa yang dimulai pada akhir masa reproduksi dan berakhir pada awal lanjut usia, yaitu usia 40-63 tahun. Pada masa inilah menstruasi yang merupakan salah satu tanda kewanitaan seseorang dan cerminan dari kapasitas reproduksi wanita secara berangsur-angsur mulai berhenti. Muhammad (1981) menjelaskan bahwa pada suatu saat akan tiba waktunya bagi sisa-sisa folikel sel telur yang berada pada indung telur untuk mulai menghilang. Saat ini tidaklah sama pada setiap wanita. Perubahan ini terjadi secara mendadak, antara umur 45 tahun dan 55 tahun. Ada transisi yang bertahap dari masa kegiatan indung telur yang tidak ada lagi, ketika wanita itu sudah mulai memasuki usia menopause. Menurut Hastings (Damayanti, 2003) sebagian besar wanita mengalami menopause antara umur 40 tahun dan 55 tahun dan rata-rata pada umur tahun. Baca selengkapnya…